Sandal Jepit Dan Kotak Batik

// // Leave a Comment

Sudah lelah mata ini melihat beruntung semua pekerjaanku hampir selesai, aku mencoba langsung berbaring ke tempat tidurku yang nyaman ini.
“Dio... cepat turun!”
Hah..! merepotkan saja, lebih baik aku segera turun jika tidak mungkin akan menjadi buruk.
“Ada apa bu? Dan kenapa adik menangis?”
“Sendal batikku hilang, kakak harus mencarinya sekarang?” jawabnya sambil menangis
“Heii.. apa tidak bisa dicari besok saja, sekarang sudah mulai gelap.”
Ahh mengganggu saja, ternyata dia langsung memanggil ibu dan menyuruhku untuk mencarinya sampai ketemu, yahh mau bagaimana lagi jika ibu yang berbicara maka tidak akan ada yang berani untuk membantahnya.
Hanya suara jangkrik yang mengiringi perjalanan pulangku tiba-tiba.
“Apa sudah ketemu kak?”
Hatiku semakin panas oleh tingkahnya itu dan kesabaranku sudah mencapai batasnya.
“Apa-apaan sih kamu ini, sudah tau kakak capek, PR kakak juga belum selesai, ditambah besok kakak juga besok ada ulangan, lupakan saja sendal bututmu itu!”
Yah entah kenapa dia sangat menggemari segala sesuatu yang berhubungan dengan batik.
“Kak, bagaimana jika aku beri hadiah jika kau menemukannya?”
Dia tersenyum licik.
“Tapi ini sudah malam!”
Jawabku ketus
“kakak sudah capek ya? Tapi kak pokoknya harus ketemu sekarang!”
Langsung saja ku lempar senter itu ke mukanya.
“kenapa kau tidak ikut mencari, malah berlagak seperti mandor!”
“apa kakak tidak ingin meliha aku senang?”
Jawabnya sambil merengek.
Aku langsung berjalan melewatinya dan segera memungut senter tadi, namun saat aku bangun dia langsung melemparku dengan sendalnya.
*plakkkk
“Ternyata kau cukup berani yah melawan kakak mu sendiri?”
“Sekarang kita impas”
“Ya sudah sana cari sendiri”
Aku bergegas masuk sambil menahan rasa sakit akibat lemparan sendalnya, sepertinya dia masih merengek diluar sudah lah lupakan saja.
“Bu apa aku bisa tampil bagus besok? Sendalku hilang? dan apa kakak besok menontonku? kakak pasti masih marah sama aku bu.”
“Apa yang mereka bicarakan? Ahh sudah lebih baik aku tidur.” Gumamku
Alarmku berbunyi ternyata jam menunjukan 20 menit sebelum bel masuk, betapa kagetnya aku dan langsung bergegas untuk mandi, setelah mandi aku langsung memakai seragamku, aku tercengang karna melihat adikku yang ternyata sudah siap dari tadi.
“kak aku bawakan tas batik ini ya?”
“terserah kau saja, cepat berangkat”
Matahari semakin tinggi dan tak terlihat satupun anak sekolah dijalan, aku pun sampai ke sekolah adikku yang memang dekat dengan sekolah ku, namun ada yang aneh dengan sikap adikmu hari ini.
“akhirnya sampai juga, are kenapa mereka semua tertawa melihatku?”
Aku bingung apa ada yang aneh denganku setelah aku melihat seragamku aku baru tersadar kalau aku salah memakai seragam, hanya malu yang bisa kurasakan sampai bel pelajaran berakhir.
*kriingg
Ternyata pesan dari ibu menyuruhku untuk datang melihat adikku yang berlomba, lupakan saja aku sedang malas sekarang. Aku menolak ajakan ibuku dan langsung berjalan pulang kerumah.
Saat di perjalanan hpku kembali bergetar. Ada pesan isinya bahwa nyonya septi kecelakaan. Bagaimana mungkin itu ibuku aku bergegas menuju rumah sakit sesuai alamat di hpku ternyata benar ibu dan adikku sekarang berada di ruang ICU. Aku melihat tas adikku yang berlumuran darah di samping pintu, saat ku buka ada sebuah kado batik bertuliskan "HAPPY BIRTHDAY ke -17 kak"
Kebumen, 24 September 2014
By Andhika Prasetyo 

0 komentar:

Posting Komentar