Wasiat

// // Leave a Comment

Sudah lama sekali sejak aku pulang ke solo tepat nya 10 tahun yang lalu.
Aku kembali kerumah kediaman kakek ku yang dulu sudah tiada 5 tahun yang lalu.
Saat aku berada di depan halaman ku lihat bu'de ku yang sedang menyapu halaman. Aku menghampiri nya dan mencium tangan nya bu'de lalu bu'de ku memeluk ku sambil terharu tak menyangka bahwa aku sudah sebesar ini.
Malam hari yang sunyi di daerah karanganyar dengan hawa udara yang dingin dan riuh suara jangkrik, aku pun menyeruput teh hangat yang di berikan bu'de ku lalu, kami duduk bercerita menanyakan keadaan kami masing2.
Saat di akhir pembicaraan kami bu'de ku menyinggung tentang warisan yang telah di berikan kakek padaku.
Aku melihat bu'de ku pergi ke kamar kakek ku dan keluar membawa sebuah bungkusan.
Aku hanya terdiam dan tidak bisa berkata apa2, aku hanya bisa melihat gurat2 airmata yang ber-kaca2.
Dan terlihat bibi ku mulai menitikan air mata, air mata menetes dan membasahu kain yang di bawa nya lalu, dia memberikan sebuah kain batik padaku.
Dan bu'de ku bercerita padaku di saat menjelang kematian nya kakek ku menitip kain ini padaku bibi ku bila aku tidak bisa datang untuk menjenguk nya saat di saat terakhir nya.
Mata ku tanpa sadar menitikan air mata dan semakin lama semakin banyak yang keluar hingga membasahi pipi ku.
Aku pun merenung melihat kain batik itu, waktu tak akan bisa di ulang aku menyesal saat di masa hidup nya aku tak pernah berkunjung dan menghibur nya sebagi cucu.
Bogor,24 september 2014, 23:08 WIB

By Harts Boy Notan

0 komentar:

Posting Komentar